Welcome Guest
Sunday
2025-02-02
0:40 AM
2025-02-02
0:40 AM
Beranda Respati Wikantiyoso
Site menu |
Login form |
Section categories | |
|
Sugar ticket oz
Since December 1st 2009
Search |
Calendar | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Entries archive |
Our poll |
Site friends |
Statistics |
Total online: 1 Guests: 1 Users: 0 |
Create Your Badge
JURNAL ONLINE LOCAL WISDOM
Baca Kata Pengantar
'City is not a Problem, City is Sollution'(Jaime Lerner)
Main » 2013 March 15 » Membangun Partisipasi Masyarakat Demi Menata Kota
6:49 PM Membangun Partisipasi Masyarakat Demi Menata Kota | |
Malang Pos Kamis, 14 Maret 2013 14:13 Prof. Ir.H. Respati Wikantiyoso., MSA., Ph.D. (*) Permasalahan urbanisasi yang sangat pesat yang dihadapi oleh kota-kota besar, termasuk kota Malang adalah peningkatan jumlah penduduk bahkan mengarah pada kelebihan jumlah penduduk (over population). Peningkatan jumlah penduduk yang tidak terkendali dapat memicu terjadinya peningkatan derajad kemiskinan kota yang diakibatkan oleh peningkatan jumlah pengangguran penduduk di perkotaan. Urbanisasi yang berlebih sebabkan oleh mobilitas penduduk penduduk baik penduduk luar kota yang menetap di perkotaan (kaum migran), maupun para penglaju (kaum komuter) penduduk luar kota yang bekerja di perkotaan. Ketidak seimbangan beban wilayah kota dalam mendukung jumlah penduduk yang tidak seimbang dapat menimbulkan gejala konurbasi (conurbation effect). Perkembangan kota yang tidak seimbang dengan kecenderungan perkembangan pita (ribon pattern) pada jalur-jalur sirkulasi utama kota mendorong terjadinya urban sprawling, yang pada akhirnya mendorong kesenjangan antar wilayah perkotaan (disparitas wilayah). Problematika utama masalah urbanisasi yang sangat krusial adalah terjadinya kesenjangan sosial-budaya masyarakat perkotaan, yang dipicu oleh terjadinya kesenjangan ekonomi masyarakat. Keterbatasan ruang kota dengan beban perkotaan yang semakin meningkat karena proses urbanisasi, menimbulkan beberapa masalah tata ruang dalam pembangunan perkotaan. Problema tata ruang yang dihadapi antara lain ketimpangan pembangunan kawasan kota yang ditandai denga terjadinya urban spawl, dan ketimpangan wilayah pengembangan, kurang terintegrasinya perencanaan tata ruang dengan transport planning yang berakibat pada beban transportasi (jalan) yang tidak merata antara satu kawasan denga kawasan lainnya. Lalu peningkatan beban infrastruktur jalan, serta keterbatasan RTH kota yang terjadi karena terjadinya alih fungsi lahan yang tidak terkendali. Secara keseluruhan permasalahan diatas akan terakumulasi yang menyebabkan menurunnya daya dukung lingkungan. Probematika daya dukung lingkungan dikarenakan meningatnya beban kota sebagi dampak urbanisasi yang tidak diimbangi dengan pengendalian pemanfaatan ruang kota yang efektif melalu perencanaan tata ruang yang terpadu dan terintegasi dengan mengedepankan masalah kelestarian lingkungan. Problematika daya dukung lingkungan terjadi karena tidak adanya keseimbangan pertumbuhan antar wilayah, alih fungsi lahan produktif dan lahan terbuka hijau yang menyebabkan berkurangnya ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota. Kondisi ini kadang diperparah dengan adanya fenomena ketidaktaatan implementasi recana tata ruang yang telah ditetapkan oleh para pemangku kepentingan, dan pengambil kebijakan pembangunan perkotaan. Peran serta masyarakat dalam pembangunan perkotan merupakan pendekatan pembanguan yang mendudukkan masyarakat perkotaan sebagai subyek pembangunan. Sebagai subyek pembangunan potensi dan peran serta masyarakat kota menjadi sangat strategis. Potensi Sumberdaya manusia, finansial serta kompetensi dalam mensolusikan permasalahan pembangunan sangat luar biasa apabila dapat digali, dimanfaatkan secara optimal dalam pembangunan perkotaan. Permasalahan yang menjadi krusial adalan bagaimana meningkatkan partisipasi / peran serta stakeholders dalam pembangunan. Pembangunan perkotaan sebagai suatu proses, mencakup tahap perencanaan, perancangan kebijakan, pelaksanaan/implementasi kebijakan pembangunan dan evaluasi keberhasilan/kegagalan pembangunan perkotaan. Peran stakeholders dalam pembangunan kota yang partisipatif dapat berjalan dengan baik dilakukan dengan melakukan upaya pelembagaan proses partisipasi atau pelibatan masyarakat. Melakukan sosialisasi peran serta atau pelibatan masyarakat, membangun saluran-saluran dan simpul-simpul partisipasi, menggali dan mempertimbangkan nilai-nilai dan kearifan lokal, mendesiminasikan best practices keberhasilan pembangunan di tempat lain. Sustainable development merupakan pendekatan Pembangunan untuk pemenuhan kebutuhan (ekonomi-sosial-budaya dan politis) saat ini dengan memperhatikan kebutuhan generasi mendatang tanpa kompromi. Pembangunan yang berkelanjutan merupakan pembangunan yang menjamin berlangsungnya kehidupan sosial yang harmonis, ramah lingkungan dan penggunaan sumberdaya alam yang efektif dan berkelanjutan. Partisipasi masyarakat melalui upaya pemberdayaan (capacity building) SDM di perkotaan menjadi signifikan dalam pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan mempunyai tujuan antara lain melindungi sumber daya alam (resource conservation), pembangunan lingkungan binaan (built development), menjaga kualitas lingkungan (environmental quality), menghindarkan kesenjangan sosial (social equality) dan meningkatkan partisipasi (political participation). *) Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerjasama Universitas Merdeka Malang, Dosen Jurusan Teknik Arsitektur Unmer Malang Email: respati_w@yahoo.com Berita asli Malang Pos Jum'at 15 Maret 2013 bisa KLIK di sini | |
|
Total comments: 0 | |